#KaburAjaDulu itu bukan cuma tren aesthetic buat flexing pas sunrise di Jepang. Ini soal nyari peluang baru, growth baru, dan masa depan yang (semoga) lebih menjanjikan. Tapi, buat bisa kerja di luar negeri itu jelas bukan tinggal beli tiket dan packing koper. Lo butuh strategi, perencanaan, dan yang paling penting: mentalitas “gue siap bersaing”.
Nah, artikel ini bakal jadi toolkit lo. Axe akan breakdown bareng lo, seputar langkah-langkah konkret biar lo bisa tembus kerja di luar, dan tips realistis biar aplikasi lo nggak cuma nyangkut di inbox HR. Baca terus artikel ini untuk tau cara kerja di luar negeri yang nggak cuma mimpi!
Langkah-langkah Mendapatkan Kerja di Luar Negeri
Sekilas terdengar mustahil, tapi nggak juga kok. Lo hanya perlu nyoba dulu aja. Nih, sederet langkah real buat bantu lo nembus pasar kerja global. Semuanya tanpa harus nunggu S2 dan tanpa harus jadi anak sultan!
1. Pilih negara tujuan yang bukan cuma estetik
Lo boleh punya mimpi kerja di New York atau Seoul, tapi coba tanya dulu ke diri sendiri: apakah bidang lo dibutuhin di sana? Apakah ada jalur visa buat WNI? Apakah biaya hidupnya masuk akal buat kantong lo?
Realistis bukan berarti menurunkan mimpi, tapi memetakan jalan yang bisa lo jalanin dengan kaki lo sendiri.
2. Pahami jalur legal buat masuk
Banyak orang gagal bukan karena nggak bisa, tapi karena nggak ngerti pintu masuknya. Lo bisa mulai dari Working Holiday Visa, Graduate Visa, Skilled Migrant Program, atau program pemerintah kayak BP2MI buat Jepang dan Jerman. Setiap negara punya skema sendiri. Riset lo adalah fondasi pertama.
3. Mulai dulu dari remote job internasional
Nggak bisa #KaburAjaDulu tahun ini? Nggak masalah. Mulai dulu dengan kerja remote buat perusahaan luar. Banyak perusahaan luar cari talent dari mana aja. Platform kayak Upwork, RemoteOK, atau Turing bisa jadi gerbang pertama. Gaji dolar, jam kerja fleksibel, dan kalau lo standout, lo bisa aja ditawarin relocate.
4. Rapiin LinkedIn dan jejak digital lo
LinkedIn itu etalase profesional lo. Bikin bio yang bukan hasil copas, foto yang proper, dan posting yang nunjukin insight lo. Bersihin juga feed IG dan Twitter dari story atau caption yang bisa jadi boomerang. HR global itu googling lo sebelum buka email lo.
5. Ikut volunteer, pertukaran pelajar, atau program global
Ada banyak jalan ke Roma, meaning nggak semua mesti dimulai dari pekerjaan tetap. Banyak orang mulai dari volunteer ke luar negeri, ikut AIESEC, Erasmus+, WWOOF, Workaway, atau program IAESTE buat anak teknik. Pengalaman ini bikin CV lo beda dan bikin lo terbiasa hidup di budaya baru.
6. Buat CV dan portofolio yang bikin klik di mata HR global
CV internasional itu simpel, tajam, dan nggak ribet. Nggak usah pake foto atau info personal seperti umur dan agama. Fokus ke skill, hasil, dan value. Portofolio lo bisa lo taruh di Notion, Behance, atau website pribadi. Intinya: clean, profesional, dan gampang diakses.
7. Latihan interview bahasa Inggris sampai luwes
Ngomong bahasa Inggris aja nggak cukup. Lo harus bisa jual diri dengan percaya diri. Latihan jawab pertanyaan umum, record diri sendiri, atau simulasi sama temen. Treat it seperti first date. Yang artinya lo harus siap nunjukin best version of yourself.
Pro-tip: Biar mood lo kejaga dan lo ngerasa pede banget, lo bisa pake bikin diri lo wangi dengan parfum yang wanginya asik biar lo chill dan percaya diri dari awal masuk Zoom. Semprot Axe dulu sebelum interview, karena percaya diri itu bukan cuma soal jawaban, tapi soal aura. Wangi bisa jadi trigger biar lo lebih tenang dan fokus.
8. Bangun karier dari perusahaan multinasional lokal
Salah satu cara kerja di luar negeri paling mudah: direlokasi! Google, Unilever, PwC, Shopee, semua punya cabang di Indonesia. Masuk situ dulu bisa jadi jalan buat rotasi ke cabang luar negeri. Lo udah ada di sistem, dan itu bikin nama lo lebih diperhitungkan global.
9. Siapkan dana, backup plan, dan mental baja
Jangan gas doang tanpa kalkulasi. Lo butuh dana hidup minimal 3 bulan, emergency fund, dan rencana cadangan kalau kerjaan batal. #KaburAjaDulu bukan berarti YOLO tanpa mikir. Lo mesti jadi petarung yang well-prepared. Setuju, bro?
10. Biasakan diri tampil bersih dan wangi
Grooming itu bukan bonus—itu bagian dari branding lo. Negara maju punya standar hygiene yang tinggi. Lo boleh aja jago ngomong, tapi kalau bau badan nyamber duluan? Game over. Mulai sekarang, biasain mandi rutin, pakai deodorant, pakai baju bersih, sisir rambut, dan selalu wangi seharian.
Axe Premium Deodorant Spray bisa jadi kunci lo! Punya 2 fungsi: parfum + deodorant, wanginya tahan lama sampe 72 jam, formulanya bisa lawan bau asap, keringat, dan pengap kota.
Lo bisa pilih 3 pilihan parfum juara berikut:
- Axe Blue Lavender Premium Deodorant Spray
Aroma: Lavender, Mint, Lemon
Harga: Rp43.000 (135ml)
Cocok untuk yang suka wangi fresh, bersih, dan kalem. - Axe Aqua Bergamot Premium Deodorant Body Spray
Aroma: Bergamot, Sage, Juniper
Harga: Rp43.000 (135ml)
Cocok untuk yang suka wangi segar, ada kesan alamnya, dan sedikit tajam. Pas untuk lo yang aktif dan energik. - Axe Emerald Sage Premium Deodorant Body Spray
Aroma: Geranium, Cedarwood, Patchouli
Harga: Rp43.000 (135ml)
Cocok untuk yang suka wangi dengan unsur floral, woody, dan sedikit earthy. Pas untuk yang nyari parfum bold, classy, dan nancep banget.
Ingat, first impression itu matters. Wangi adalah silent power lo.

Tips Mendapatkan Kerja di Luar Negeri
Oke, Langkah untuk cara kerja di luar negeri udah jelas. Sekarang waktunya lo tau trik-trik tambahan yang bisa ningkatin peluang lo dipanggil interview, bukan cuma jadi nomor pelengkap di sistem HRD.
1. Apply di platform internasional
LinkedIn, Glassdoor, Kalibrr (untuk wilayah Asia), dan AngelList (buat startup) adalah ladang kerja yang sesungguhnya. Setting lokasi lo ke negara target, pakai keyword bahasa Inggris, dan aktifin notifikasi job alert.
2. Nggak punya pengalaman? Coba internship global
Fresh grad? Coba internship luar. Banyak perusahaan buka posisi intern buat remote atau onsite. Google, TikTok, Shopee, sampai startup Eropa. Siapa tau lo diserap jadi full-time setelahnya.
3. Naikin value lewat sertifikasi
Nggak punya gelar luar? Nggak masalah. Lo bisa ambil sertifikasi online dari Google, Coursera, edX, atau LinkedIn Learning. Itu semua bisa ditaruh di CV dan menunjukkan kalau lo proaktif upgrade diri.
4. Gabung komunitas diaspora dan profesional
Kadang info kerja nggak muncul di job portal, tapi di grup WhatsApp, Slack, atau Discord. Gabung komunitas alumni, diaspora Indonesia, atau forum digital nomad. Koneksi bisa ngebuka peluang yang nggak keliatan di permukaan.
5. Cover letter lo harus personal
Stop pakai template mentah. Lo boleh dibantu AI, tapi jangan asal copas. Tunjukin lo ngerti perusahaannya, passion lo, dan kenapa lo fit kerja di situ. HR bisa ngerasa mana yang genuine, mana yang template berantakan.
6. Apply banyak, tapi jangan spam
Quality > quantity. Lebih baik apply 20 dengan strategi yang kuat, daripada 100 yang asal kirim. Customisasi tiap aplikasi dan buat pendekatannya personal.
7. Jangan takut ditolak
Lo bakal ditolak. Berkali-kali. Tapi itu bagian dari proses. Jangan baper, jangan ciut. Setiap penolakan bikin lo satu langkah lebih deket ke “yes” yang penting.
8. Interview adalah panggung lo
Treat interview (offline atau online) seperti performance. Kamera jernih, lighting oke, background bersih, dan lo tampil maksimal. Dan yes, meskipun mereka nggak bisa nyium lo via Zoom, lo akan ngerasa lebih pede kalau lo wangi.
9. Konsisten dan sabar
Lo mungkin nggak langsung dapet jawaban minggu ini atau bulan depan. Asal lo konsisten upgrade skill, apply dengan cara yang benar, dan bangun aura positif lo, kesempatan akan datang. Dan pas itu dateng? Lo udah siap 100%.
Kalau lo udah baca sejauh ini, berarti satu hal jelas: lo serius. Dan kalau lo serius, lo harus siap. Siap bersaing, siap ditolak, siap sukses. Siap wangi juga, obviously. #KaburAjaDulu itu sah, asal lo kabur dengan strategi, bukan ilusi. Ambil langkahnya. Lakukan semua cara kerja di luar negeri. Siapin CV-nya. Karena dunia nggak butuh yang paling pinter, dunia butuh yang paling siap tampil.
Wanginya Bikin Lo Lebih Pede!